Mainstreaming Open Science in Indonesian Higher Education
Mengarusutamakan Sains Terbuka dalam Pendidikan Tinggi Indonesia
Pada Selasa, 24 November 2020, Tim Sains Terbuka Indonesia memperoleh kesempatan beraudiensi dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. melalui Zoom.
Tim Sains Terbuka Indonesia menyampaikan sejumlah gagasan guna mengarusutamakan sains terbuka dalam perilaku riset dan publikasi dari dosen dan peneliti di peguruan tinggi Indonesia, termasuk urgennya edukasi (pendidikan) sains terbuka sejak dini kepada para mahasiswa, serta perlunya strategi nasional untuk komunikasi sains lokal yang lebih percaya diri. Tim juga menandaskan bahwa Sains Terbuka sangat sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Mendikbud, “Mas Menteri” Nadiem Makarim.
Tim Sains Terbuka Indonesia yang beraudiensi kali ini terdiri dari:
Megawati Santoso, Ph.D. (ITB/Institut Teknologi Bandung), Dasapta Erwin Irawan (ITB), Sandersan Onie (UNSW Sydney), Juneman Abraham (HIMPSI/Himpunan Psikologi Indonesia), Surya Dalimunthe (UIN Sumatera Utara & UISU), Maryam Qonita (NYU dan Open Access Indonesia), Zulidyana Dwi Rusnalasari (Universitas Negeri Surabaya), dan Dyna Rochmyaningsih (Society of Indonesian Science Journalists).
Gayung bersambut, Dirjen Dikti menyampaikan sejumlah hal, yang didasarkan pada sebuah asumsi dasar, yakni bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia, sehingga harus dapat diakses semua orang.
Sebagai elaborasinya, Profesor Nizam diantaranya mengemukakan tentang kebijakan Open Educational Resources yang sudah tercantum dalam Undang Undang Pendidikan Tinggi, pada Pasal 6, 13, 41(2), 31, 32, 56; Open Licensing perlu dipopulerkan ke masyarakat kampus; Kenyataan Copyleft vs. Copyright; Pentingnya mengawal indikator kualitas karya ilmiah pada kemaslahatan bagi publik dan negara; Diundangnya alternatif ukuran penjaminan mutu karya ilmiah yang objektif yang dapat digunakan dengan baik; Hubungan antara Portal Garuda dan SINTA (Science and Technology Index), Kembangkan SINTA bersama; Gerakan Keterbukaan perlu kita kuatkan dan besarkan, misalnya dengan koalisi jejaring global; serta perhatian terhadap language barrier.
Pertemuan ini segera disusuli dengan penyusunan sebuah kertas kerja Tim Sains Terbuka Indonesia berupa Risalah Kebijakan (Policy Brief).